Minggu, 12 Oktober 2014

LAPORAN PRAKTIKUM BIO AVERT "PROTOZOA"

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI AVERTEBRATA
TOPIK 1
HABITAT DAN KEANERAGAMAN PROTOZOA

Disusun Oleh:
Akhidah Desiliani
14308141051
Biologi E / kelompok 6

PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

TOPIK I
HABITAT DAN KEANERAGAMAN PROTOZOA
A.    Tujuan:
1.    Mengenal habitat dan pola hidup Protozoa.
2.    Mengelompokkan Protozoa berdasarkan ciri- cirinya.
B.    Dasar Teori:
    Filum Protozoa merupakan sel hewan yang tubuhnya terdiri dari satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa Latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto= awal, zoon= hewan). Hewan filum ini hidup di daerah yang lembab atau berair, missal di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan didalam tubuh organism lain. Hewan ini ada yang hidup secara individu (soliter) dan adapula yang membentuk koloni.
        Ciri- cirri umum hewan yang tergolong Filum Protozoa dapat diuraikan sebagai berikut:
a.    Tubuh hewan ini tersusun atas satu sel, ukuranya beberapa micron sampai beberapa millimeter, jadi umumnya bersifat mikroskopis.
b.    Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni. Ada yang hidup bebas di dalam air, komensal dan ada pula yang bersifat parasit pada hewan lain.
c.    Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, tetapi ada juga yang mengadakan konjugasi, dan ada pula yang membentuk spora.
d.    Makananya berupa: bakteri, hewan bersel satu lainya atau sisa- sisa organism. Cara mengambil makanannya ada yang saprozoik (memakan/ menguraikan bangkai hewan), holofitik (memakan tumbuhan) dan holozoik (memakan hewan).
e.    Cara bergeraknya ada yang menggunakan: flagella, silia atau pseudopodia, bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak, khususnya pada saat dewasa.
       

    Struktur tubuh Protozoa yang hanya terdiri dari satu sel mempunyai bentuk yang bermacam- macam, ada yang tetap dan tidak tetap. Bentuk ini disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur.
        Sitoplasma Protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies yang kecil, memiliki warna biru, merah atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya dibedakan atas bagian pinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang lebih padat bergranla yang disebut Endoplasma.
        Nucleus Protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada yang lebih,. Cilliata secara umum mempunyai tioe nuclei dan cirri nukleusnya bulat, tetapi ada juga yang oval, misalnya pada Paramecium. Bentuk seeperti ginjal, juga bentuk menasbih (monilitiform). Pada nucleus vasikuler, kromatin terkonsentrasi dalam sebuah massa atau butir, sedang yang granular berkromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh nucleus.
        Vakuola yang terdapat dalam Protozoa dapat dibedakan atas vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan vakuola stasionari. Vakuola stationary mengandung cairan berisi Kristal- Kristal, butiran minyak, dan materi lainnya yang terdapat pada tubuh Protozoa.
        Mitokondria terdapat dalam Protozoa pada bagian yang melaksanakan pernafasan secara aerobic.
        Pada umumnya Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membrane yang memiliki sedikit granula seluas permukaanya.
    Klasifikasi
    Protozoa terbagi menjadi 4 kelas :
1.    Flagellata (Mastigophora)
Flagellata mencakup protozoa yang menggunakan flagela (bulu cambuk) sebagai alat gerak hewan dewasa. Kelas ini dibagi menjadi dua sub kelas : 
•    Phytomastigophorea
Kelas ini mempunyai ciri-ciri : biasanya mempunyai satu atau dua flagela, mempunyai chromaplas (cromatophor) untuk fotosintesis. Beberapa spesiesnya antara lain : Euglena, Volvox, Chlamydomonas, Paranema.

•    Zoomastigophorea
Kelas ini mempunyai ciri-ciri : flagelnya satu sampai beberapa buah, tidak mempunyai choromaplas, holozoic atau saprozoic, beberapa jenis hidup bebas tetapi kebanyakan komensal, simbiosis atau parasit pada hewan lain terutama golongan artropoda dan vertebrata. Bebrapa contohnya, antara lain Leismania, Tripanosoma.
2.    Rhizopoga/ Sarcodina
Protozoa ini menggunakan pseudopodia (kaki semu) sebagai organela gerak dan makan. Kelas ini mencakup semua amoeba yan hidup di laut, air tawar, dan tanah. Kelas ini dibagi menjadi 4 sub kelas, yaitu amoeba, foraminifera, heliozoic, dan radiolaria. Contoh-contoh Rhizopoda yaitu :
a)      Amoeba proteus, memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
b)      Entamoeba histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
c)       Entamoeba gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut dan radang gusi (Gingivitis)
d)     Foraminifera sp., fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
e)       Radiolaria sp., endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.
3.    Sporozoa

Secara praktis sprozoa adalah parasit karena dia tidak memilk alat gerak dan vakoula kontraktil. Tubuhnya sederhana, berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Contohnya: Bebesia, Theleria, Moonocyctis dan Eimeria.
4.    Ciliata
Hewan-hewan kelas ini memiliki alat gerak berupa cillia (rambut getar) untuk bergerak atau mencari makan. Hidupnya mandiri atau sebagai komensal dalam saluran pencernaan herbivore dan sebagainya. Hidupnya dalam kolam. Cara reproduksi aseksual (membelah diri) dan  seksual (konyugasi). Contoh Cilliata :
a)      Paramaecium caudatum, disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator). Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif).
b)      Balantidium coli, menyebabkan penyakit diare.
    Fisiologi
        Alat gerak Protozoa bemacam- macam, dari pseudopia hingga flagela dan silia. Pseudopia terbentuk dari ekstoplasma, kemudian endoplasma akan mengikutinya. Flagela merupakan cirri dari Kelas Mastigophora sedang silia merupakan cirri dari Kelas Ciliata. Keduanya merupakan benang bergertar, tersusun atas dua fiber pada pusat dan 9 di sekelilingnya yang timbul dari basal granula dari kinestom.
Respirasi terjadi dengan cara aerob dan anaerob. Pada respirasi aerob terjadi oksidasi denagn O2 yang masuk dalam tubuh dengan  cara difusi dan osmosis melalui seluruh permukaan tubuh, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang sederhana dengan menggunakan enzim- enzim tanpa memerlukan oksigen.
        Pencernaan pada Protozoa terdiri dari beberapa tipe, yakni holozoik, holofitik, dan saprozoik. Sedang perkembanganbiakan protozoa bisa terjadi melalui beberapa cara, diantaranya: membelah diri, pembelahan multiple atau sporulasi yakni inti membagi diri berulang kali, plasmatomi yakni pembelahan protozoa berinti banyak tanpa pembelahan inti, pertunasan, dan reproduksi seksual.

Habitat Dan Ekologi
        Protozoa secara mutlak memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam air baik tawar maupun air bergaram bahkan dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang bercairan, atau semua tempat yang basah dimana saja. Tiap- tiap spesies mempunyai peranan tersendiri dalam struktur siklus energy. Beberapa Protozhoa bebrapa Protozoa yang berflagel yang mengandung klorofil dapat memfiksasi dan menyimpan energy dari matahari dalam bentuk bahan makanan, tetapi sebagian besar Protozoa adalah konsumen bahan makanan dari makhluk lain, baik sebagai konsumen primer, maupun konsumen skunder.           
C.    Alat dan Bahan:
Alat yang digunakan:
1.    Mikroskop cahaya.
2.    Gelas objek dan penutup.
3.    Pipet tetes.
4.    Pinset.
5.    Tooth Pick.
6.    Perban atau kertas saring.
Bahan yang digunakan:
1.    Tanaman air Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
2.    Air bersih.

D.    Cara Kerja:
1.    Ambil tanaman air Eceng Gondok (Eichornia crassipes) kemudian letakkan pada kertas saring
2.    Peras tanaman air  Eceng Gondok (Eichornia crassipes) lalu ambil air hasil perasan dengan pipet tetes.
3.    Letakan pada gelas objek, tutup dengan gelas penutup.
4.    Amati dan identifikasi Protozoa yang tampak.
5.    Gambar morfologi Protozoa yang tampak dan sebutkan bagian- bagiannya.

E.   Gambar Pengamatan
1.    Paramecium caudatus
Gambar pengamatan


2.    Euglena viridis
Gambar pengamatan

.
   
3.    Amoeba proteus.
Gambar pengamatan


4.    Volvox globator
Gambar pengamatan

   
F.    Pembahasan
1.    Paramecium caudatum
Klasifikasi
Kingdom    : Protista
Filum        : Protozoa
Kelas        : Ciliata
Ordo        : Holotricha
Famili        : Paramecidae
Genus        : Paramecium
Spesies        : Paramecium caudatum
Paramecium caudatum termasuk kelompok Siliata (Chiliophora), di mana di seluruh tubuhnya diliputi oleh silia yang berfungsi sebagai alat geraknya dan mencari makanan. Paramecium caudatum hidup di air tawar, pada tumbuhan yang membusuk yang mengandung banyak zat organik dan bakteri. Hal ini sesuai dengan pedapat Campbell (2003) bahwa Paramecium ditutupi oleh ribuan silia individual. Paramecium terutama memakan bakteri. Barisan silia disepanjang celah mulut berbentuk corong menggerakkan makanan ke dalam mulut sel, di mana makanan itu ditelan melalui fagositosis. Paramecium seperti protista air tawar lainnya, secara konstan mengambil air masuk ke dalam tubuh melalui osmosis dari lingkungan hipotonik. Vakuola kontraktil yang mirip kantung akan mengakumulasikan kelebihan air itu dari kanal radial dan secara periodik mendorongnya melalui membran plasma dengan cara kontraksi sitoplasma disekitarnya.
Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium   Sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium   distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.
Ciri-ciri :
•    Berbentuk menyerupai sandal
•    Bergerak cepat
•    Bergerak berputar (rotasi)
•    Alat gerak berupa rambut getar

2.    Euglena viridis
Klasifikasi
Kingdom    : Protista
Filum    : Protozoa
Kela    : Flagellata
Ordo    : Euglenoidina
Famil    : Euglenoidae
Genus    : Euglena
Spesies    : Euglena viridis
    Hewan ini dapat bergerak maju kedepan secara spiral rotasi dengan menggunakan flagellumnya atau merayap pada suatu dasar tanpa menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid, yakni dengan cara mengerutkan tubuh, kemudian agak membulat dan akhirnya memanjang lagi seperti posisi semula.
    Sebagian besar hewan ini mendapatkan makananya dengan cara fotosintesis atau dengan cara saprozoik, yakni dengan menyerap makanan melalui seluruh permukaan tubuhnya, dan makanan ini  merpakan partikel- partikel hancuran makhluk yang telah mati,
    Euglena berkembang biak dengan cara membelah secara binair longitudinal (membelah kearah memanjang), dimulai inti membelah menjadi dua kemudian diikuti pleh bagian tubuhnya daria arah depan kebelakang. Di dalam kista hewan ini juga bisa membelah secara longitudinal dan sering dijumpai 2 sampai 32 individu yang baru didalam kista.
    Hewan ini banyak dijumpai di kolam- kolam dan sering memberi warna hijau pada air kolam, karena hewan ini memiliki kloroplas ditubuhnya. Pada lapisan entoplasma terdapat butir hijau daun, sehingga hewan ini dapat menyelenggarakan proses fotosintesis dengan menghasilkan amilum.
    Ciri-ciri :
•    Bergerak dengan lintasan spiral (berkelok-kelok)
•    Bergerak agal lambat
•    Alat gerak berupa bulu cambuk
•    Mempunyai satu atau dua flagel.
•    Berbentuk silindris
•    Mempunyai chromoplas
•    Mempunyai bintik mata

3.    Amoeba proteus
Klasifikasi
Kingdom : Protista
Filum      : Protozoa
Kelas       : Rhizopoda
Ordo       : Lobosa
Famili     : Amoebidae
Genus     : Amoeba
Spesies   : Amoeba proteus
Amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang bentuknya asimetris dan selalu berubah, sebaliknya Amoeba bercangkang luarnya berbentuk simetris. Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang)
Amoeba hidup di air tawar, air laut, dan tanah. Mencakup semua tempat yang berair. Ketika amoeba bergerak, amoeba akan menjulurkan pseudopodia dan mengaitkan ujungnya dan kemudian mengeluarkan lebih banyak sitoplasma ke dalam pseudopodia. Sitoskeleton yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen, berfungsi dalam pergerakan amoeboid. Aktivitas pseudopodia terlihat kacau, akan tetapi sesungguuhnya amoeba menunjukkan pergerakan yang terarah ketika mereka merayap menuju suatu sumber makanan.
Ciri-ciri :
•    Bentuk tubuh selalu berubah-ubah
•    Alat gerak berupa kaki semu
•    Organela kurang berkembang.

4.    Volvox globator
Klasifikasi
Kingdom     : Protista
Filum     : Protozoa
Kelas           : Mastigopora
Ordo           : Phytomonadina
Famili        : Volvacaceae
Genus         : Volvox
Spesies        : Volvox globator
Volvox globator merupakan protozoa kelas Phytomastigophora, yang mana hidup secara membentuk koloni di air tawar. Volvox globator berbentuk bulat dan berukuran kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemarjati (1990) bahwa  Volvox globator berhabitat di air tawar dan hidup secara berkoloni. Tiap individu disebut zooid, yang saling berhubungan dengan benang-benang plasmodesmata yang membentuk kompleks koloni bulat yang disebut coenobium. Tiap individu berflagel dua, mempunyai kloroplas besar (pyrenoid) dan mempunyai cadangan pati. Volvox globator bereproduksi secara seksual dan aseksual. Hewan ini tidak mempunyai sitostom (cystostom) ataupun reservoir. Volvox globator berukuran kecil dengan bentuk yang membulat. Kromafor berwarna hijau, beberapa berwarna merah.
    Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, hewan ini tampak berenang-renang dengan gerakan yang tidak beraturan dan dengan sangat cepat. Serta mepunyai bentuk tubuh yang bulat.
    Ciri-ciri :
•    Hidup berkelopok / berkoloni
•    Alat gerak berupa bulu cambuk / flagel

G.    Diskusi:
1.    Jenis- jenis protozoa apa saja yang teramati?
-    Dari pengamatan yang dilakukan hanya terdapat beberapa jenis Protozoa yang teramati yakni Ciliata dengan spesies Paramecium caudatum, Flagellata dengan spesies Euglena viridis dan Volvox globator, dan Rhizopoda dengan spesies Amoeba proteus.
2.    Hubungan yang terkait antara jenis habitat dan jenis Protozoa?
-     Di suatu habitat tidak semua jenis Protozoa yang dapat hidup, hanya terdapat beberapa spesies Protozoa yang dapat hidup.
3.    Kaitan antara ciri lain (misalnya gerakan) dengan alat gerak yang dimiliki Protozoa?
-    Alat gerak masing- masing Protozoa berbeda tiap kelas dan menyebabkan gerakan yang berbeda, misal pada Paramecium caudatum dia bergerak berputar.
4.    Mengapa organisme tertentu hidup pada habitat tertentu?
-    Karena setiap organisme memiliki tubuh yang berbeda fungsi dan kemampuannya dari organisme lain, sehingga tidak semua organisme dapat hidup di semua jenis habitat.

H.    Kesimpulan.
    Dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa setiap jenis Protozoa memiliki habitat hidup yang berbeda sesuai dengan struktur dan fungsi dari tubuh Protozoa itu sendiri. Perbedaan jenis alat gerak dapat dijadikan dasar pengelompokkan kelas pada Protozoa, yaitu kelas Cilliata (alat gerak : rambut getar) contohnya : Paramecium caudatum; Flagellata (alat gerak : bulu cambuk) contohnya : Euglena viridis; Rhizopoda ( alat gerak : kaki semu) contohnya : Amoeba proteus; dan Sporozoa (tidak memiliki alat gerak) contohnya : Theleria.

I.    Daftar Pustaka.
•    Kastawi, Yusuf dkk. 2003. Common Textbook (Edisi Revisi) Zoologi Avertebrata. Malang : JICA.
•    Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung : Penerbit Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar