Selasa, 17 Februari 2015

Diary of Kokoro #1

09-02-2015  19:21
Gak sengaja aku baca status seorang teman di fb, intinya “saiki wis jamane urip dhewe wis jamane tanggungjawab ning awake dhewe”.

Entah kenapa, sore tadi obrolanku bersama mb anggi menyisakan suatu hal, yaitu waktu berjalan sangat cepat tanpa disadari aku hidup di dunia ini hampir menginjak angka 20 th, dan tepatnya 4 th lagi di usiaku yg ke 22 th aku akan lulus kuliah dengan gelar S.Si dibelakang namaku. Itu bukan hal yg menyenangkan jika dilihat dari sudut padang lain. Di usia berkepala 2 itu sudah pasti tanggungjawab akan diriku semakin besar belum lagi presepsi oranglain yang seperti mewajibkan menikah ketika telah menginjak angka berkepala 2.

Menikah? Bagaimana mungkin? Aku seorang gadis yang akan berusia 19 th ditahun 2015 ini mencoba membaca diriku sendiri. mengejutkan. Aku belum siap menjadi dewasa. Aku belum siap menjadi dewasa.Kehidupanku, aku belum bisa meninggalkan keluargaku, belum bisa meninggalkan ibuku, bapakku, adik2ku.

Bahkan ketika aku harus tinggal disebuah kamar kecil di desa bernama Iromejan ini, sungguh aku tidak bisa. Sekalipun ini rumah seseorang yg disebut “simbah” oleh ibuku. Bagiku sama saja, ini menyiksaku. Aku aku tak mengenal mereka. Satupun aku tak mengenalnya.
Tau rasanya? Masuk rumah hanya berucap “assalamu’alaikum”, lalu masuk ke bilik kecil tempatku tidur. Bermeditasi, berdiam diri hanya bersama seonggok benda putih yg ku sebut leppy-chan.

Keluar kamar hanya dan hanya jika aku berurusan dengan toilet, atau dengan tenggorokanku yg kering, atau dengan perutku yg keroncongan. Itupun jika seseorang yang disebut “simbah” itu menyuruhku makan. Lucu, lucu sekali. Aku pernah menahan rasa haus dan laparku semalaman hanya karena tidak ada yg menyuruhku makan.

Apa yang terjadi padaku? apa ini? Aku sakit? apa ini salah satu gangguan psikologi? Entah. Terkadang ingin rasanya membawa diri ini ke psikiater, tp sungguh. Itu hanya lelucon garing kriyuk.

Rasanya sangat berbeda, sungguh ini menyiksa. Jujur, aku lebih memilih bolak-balik sejauh hampir 70 km dengan motor kesayanganku daripada tinggal disini. Tapi ibuku tidak memahami itu. tunggu!! Tidak,, ia memahami ku. Sangat memahamiku, ia tau ketika aku harus bolak-balik dengan jarak yg sejauh itu, tubuhku akan sakit.. tidak kuat menjalaninya.

Tapi... ini sama saja,, tak jauh beda. Ini sakit, keduanya sakit......

Apa yg salah denganku? Kenapa dengan jiwa kerdil ini?

Ketentraman jiwa yg aku mau, Ketenangan hati yg aku perlukan, Cukup itu.

Minggu, 12 Oktober 2014

LAPORAN PRAKTIKUM BIO AVERT "PROTOZOA"

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI AVERTEBRATA
TOPIK 1
HABITAT DAN KEANERAGAMAN PROTOZOA

Disusun Oleh:
Akhidah Desiliani
14308141051
Biologi E / kelompok 6

PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

TOPIK I
HABITAT DAN KEANERAGAMAN PROTOZOA
A.    Tujuan:
1.    Mengenal habitat dan pola hidup Protozoa.
2.    Mengelompokkan Protozoa berdasarkan ciri- cirinya.
B.    Dasar Teori:
    Filum Protozoa merupakan sel hewan yang tubuhnya terdiri dari satu sel. Nama protozoa berasal dari bahasa Latin yang berarti “hewan yang pertama” (proto= awal, zoon= hewan). Hewan filum ini hidup di daerah yang lembab atau berair, missal di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan didalam tubuh organism lain. Hewan ini ada yang hidup secara individu (soliter) dan adapula yang membentuk koloni.
        Ciri- cirri umum hewan yang tergolong Filum Protozoa dapat diuraikan sebagai berikut:
a.    Tubuh hewan ini tersusun atas satu sel, ukuranya beberapa micron sampai beberapa millimeter, jadi umumnya bersifat mikroskopis.
b.    Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni. Ada yang hidup bebas di dalam air, komensal dan ada pula yang bersifat parasit pada hewan lain.
c.    Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, tetapi ada juga yang mengadakan konjugasi, dan ada pula yang membentuk spora.
d.    Makananya berupa: bakteri, hewan bersel satu lainya atau sisa- sisa organism. Cara mengambil makanannya ada yang saprozoik (memakan/ menguraikan bangkai hewan), holofitik (memakan tumbuhan) dan holozoik (memakan hewan).
e.    Cara bergeraknya ada yang menggunakan: flagella, silia atau pseudopodia, bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak, khususnya pada saat dewasa.
       

    Struktur tubuh Protozoa yang hanya terdiri dari satu sel mempunyai bentuk yang bermacam- macam, ada yang tetap dan tidak tetap. Bentuk ini disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur.
        Sitoplasma Protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies yang kecil, memiliki warna biru, merah atau merah muda. Dua bagian sitoplasma biasanya dibedakan atas bagian pinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang lebih padat bergranla yang disebut Endoplasma.
        Nucleus Protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada yang lebih,. Cilliata secara umum mempunyai tioe nuclei dan cirri nukleusnya bulat, tetapi ada juga yang oval, misalnya pada Paramecium. Bentuk seeperti ginjal, juga bentuk menasbih (monilitiform). Pada nucleus vasikuler, kromatin terkonsentrasi dalam sebuah massa atau butir, sedang yang granular berkromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh nucleus.
        Vakuola yang terdapat dalam Protozoa dapat dibedakan atas vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan vakuola stasionari. Vakuola stationary mengandung cairan berisi Kristal- Kristal, butiran minyak, dan materi lainnya yang terdapat pada tubuh Protozoa.
        Mitokondria terdapat dalam Protozoa pada bagian yang melaksanakan pernafasan secara aerobic.
        Pada umumnya Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membrane yang memiliki sedikit granula seluas permukaanya.
    Klasifikasi
    Protozoa terbagi menjadi 4 kelas :
1.    Flagellata (Mastigophora)
Flagellata mencakup protozoa yang menggunakan flagela (bulu cambuk) sebagai alat gerak hewan dewasa. Kelas ini dibagi menjadi dua sub kelas : 
•    Phytomastigophorea
Kelas ini mempunyai ciri-ciri : biasanya mempunyai satu atau dua flagela, mempunyai chromaplas (cromatophor) untuk fotosintesis. Beberapa spesiesnya antara lain : Euglena, Volvox, Chlamydomonas, Paranema.

•    Zoomastigophorea
Kelas ini mempunyai ciri-ciri : flagelnya satu sampai beberapa buah, tidak mempunyai choromaplas, holozoic atau saprozoic, beberapa jenis hidup bebas tetapi kebanyakan komensal, simbiosis atau parasit pada hewan lain terutama golongan artropoda dan vertebrata. Bebrapa contohnya, antara lain Leismania, Tripanosoma.
2.    Rhizopoga/ Sarcodina
Protozoa ini menggunakan pseudopodia (kaki semu) sebagai organela gerak dan makan. Kelas ini mencakup semua amoeba yan hidup di laut, air tawar, dan tanah. Kelas ini dibagi menjadi 4 sub kelas, yaitu amoeba, foraminifera, heliozoic, dan radiolaria. Contoh-contoh Rhizopoda yaitu :
a)      Amoeba proteus, memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
b)      Entamoeba histolityca, menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
c)       Entamoeba gingivalis, menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut dan radang gusi (Gingivitis)
d)     Foraminifera sp., fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
e)       Radiolaria sp., endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.
3.    Sporozoa

Secara praktis sprozoa adalah parasit karena dia tidak memilk alat gerak dan vakoula kontraktil. Tubuhnya sederhana, berbentuk bulat panjang dengan sebuah nukleus. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Contohnya: Bebesia, Theleria, Moonocyctis dan Eimeria.
4.    Ciliata
Hewan-hewan kelas ini memiliki alat gerak berupa cillia (rambut getar) untuk bergerak atau mencari makan. Hidupnya mandiri atau sebagai komensal dalam saluran pencernaan herbivore dan sebagainya. Hidupnya dalam kolam. Cara reproduksi aseksual (membelah diri) dan  seksual (konyugasi). Contoh Cilliata :
a)      Paramaecium caudatum, disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator). Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif).
b)      Balantidium coli, menyebabkan penyakit diare.
    Fisiologi
        Alat gerak Protozoa bemacam- macam, dari pseudopia hingga flagela dan silia. Pseudopia terbentuk dari ekstoplasma, kemudian endoplasma akan mengikutinya. Flagela merupakan cirri dari Kelas Mastigophora sedang silia merupakan cirri dari Kelas Ciliata. Keduanya merupakan benang bergertar, tersusun atas dua fiber pada pusat dan 9 di sekelilingnya yang timbul dari basal granula dari kinestom.
Respirasi terjadi dengan cara aerob dan anaerob. Pada respirasi aerob terjadi oksidasi denagn O2 yang masuk dalam tubuh dengan  cara difusi dan osmosis melalui seluruh permukaan tubuh, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang sederhana dengan menggunakan enzim- enzim tanpa memerlukan oksigen.
        Pencernaan pada Protozoa terdiri dari beberapa tipe, yakni holozoik, holofitik, dan saprozoik. Sedang perkembanganbiakan protozoa bisa terjadi melalui beberapa cara, diantaranya: membelah diri, pembelahan multiple atau sporulasi yakni inti membagi diri berulang kali, plasmatomi yakni pembelahan protozoa berinti banyak tanpa pembelahan inti, pertunasan, dan reproduksi seksual.

Habitat Dan Ekologi
        Protozoa secara mutlak memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam air baik tawar maupun air bergaram bahkan dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang bercairan, atau semua tempat yang basah dimana saja. Tiap- tiap spesies mempunyai peranan tersendiri dalam struktur siklus energy. Beberapa Protozhoa bebrapa Protozoa yang berflagel yang mengandung klorofil dapat memfiksasi dan menyimpan energy dari matahari dalam bentuk bahan makanan, tetapi sebagian besar Protozoa adalah konsumen bahan makanan dari makhluk lain, baik sebagai konsumen primer, maupun konsumen skunder.           
C.    Alat dan Bahan:
Alat yang digunakan:
1.    Mikroskop cahaya.
2.    Gelas objek dan penutup.
3.    Pipet tetes.
4.    Pinset.
5.    Tooth Pick.
6.    Perban atau kertas saring.
Bahan yang digunakan:
1.    Tanaman air Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
2.    Air bersih.

D.    Cara Kerja:
1.    Ambil tanaman air Eceng Gondok (Eichornia crassipes) kemudian letakkan pada kertas saring
2.    Peras tanaman air  Eceng Gondok (Eichornia crassipes) lalu ambil air hasil perasan dengan pipet tetes.
3.    Letakan pada gelas objek, tutup dengan gelas penutup.
4.    Amati dan identifikasi Protozoa yang tampak.
5.    Gambar morfologi Protozoa yang tampak dan sebutkan bagian- bagiannya.

E.   Gambar Pengamatan
1.    Paramecium caudatus
Gambar pengamatan


2.    Euglena viridis
Gambar pengamatan

.
   
3.    Amoeba proteus.
Gambar pengamatan


4.    Volvox globator
Gambar pengamatan

   
F.    Pembahasan
1.    Paramecium caudatum
Klasifikasi
Kingdom    : Protista
Filum        : Protozoa
Kelas        : Ciliata
Ordo        : Holotricha
Famili        : Paramecidae
Genus        : Paramecium
Spesies        : Paramecium caudatum
Paramecium caudatum termasuk kelompok Siliata (Chiliophora), di mana di seluruh tubuhnya diliputi oleh silia yang berfungsi sebagai alat geraknya dan mencari makanan. Paramecium caudatum hidup di air tawar, pada tumbuhan yang membusuk yang mengandung banyak zat organik dan bakteri. Hal ini sesuai dengan pedapat Campbell (2003) bahwa Paramecium ditutupi oleh ribuan silia individual. Paramecium terutama memakan bakteri. Barisan silia disepanjang celah mulut berbentuk corong menggerakkan makanan ke dalam mulut sel, di mana makanan itu ditelan melalui fagositosis. Paramecium seperti protista air tawar lainnya, secara konstan mengambil air masuk ke dalam tubuh melalui osmosis dari lingkungan hipotonik. Vakuola kontraktil yang mirip kantung akan mengakumulasikan kelebihan air itu dari kanal radial dan secara periodik mendorongnya melalui membran plasma dengan cara kontraksi sitoplasma disekitarnya.
Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium   Sp mengambil air dari hipotonik lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma. Paramecium   distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai, danau, sawah.
Ciri-ciri :
•    Berbentuk menyerupai sandal
•    Bergerak cepat
•    Bergerak berputar (rotasi)
•    Alat gerak berupa rambut getar

2.    Euglena viridis
Klasifikasi
Kingdom    : Protista
Filum    : Protozoa
Kela    : Flagellata
Ordo    : Euglenoidina
Famil    : Euglenoidae
Genus    : Euglena
Spesies    : Euglena viridis
    Hewan ini dapat bergerak maju kedepan secara spiral rotasi dengan menggunakan flagellumnya atau merayap pada suatu dasar tanpa menggunakan flagellumnya atau secara euglenoid, yakni dengan cara mengerutkan tubuh, kemudian agak membulat dan akhirnya memanjang lagi seperti posisi semula.
    Sebagian besar hewan ini mendapatkan makananya dengan cara fotosintesis atau dengan cara saprozoik, yakni dengan menyerap makanan melalui seluruh permukaan tubuhnya, dan makanan ini  merpakan partikel- partikel hancuran makhluk yang telah mati,
    Euglena berkembang biak dengan cara membelah secara binair longitudinal (membelah kearah memanjang), dimulai inti membelah menjadi dua kemudian diikuti pleh bagian tubuhnya daria arah depan kebelakang. Di dalam kista hewan ini juga bisa membelah secara longitudinal dan sering dijumpai 2 sampai 32 individu yang baru didalam kista.
    Hewan ini banyak dijumpai di kolam- kolam dan sering memberi warna hijau pada air kolam, karena hewan ini memiliki kloroplas ditubuhnya. Pada lapisan entoplasma terdapat butir hijau daun, sehingga hewan ini dapat menyelenggarakan proses fotosintesis dengan menghasilkan amilum.
    Ciri-ciri :
•    Bergerak dengan lintasan spiral (berkelok-kelok)
•    Bergerak agal lambat
•    Alat gerak berupa bulu cambuk
•    Mempunyai satu atau dua flagel.
•    Berbentuk silindris
•    Mempunyai chromoplas
•    Mempunyai bintik mata

3.    Amoeba proteus
Klasifikasi
Kingdom : Protista
Filum      : Protozoa
Kelas       : Rhizopoda
Ordo       : Lobosa
Famili     : Amoebidae
Genus     : Amoeba
Spesies   : Amoeba proteus
Amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang bentuknya asimetris dan selalu berubah, sebaliknya Amoeba bercangkang luarnya berbentuk simetris. Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang)
Amoeba hidup di air tawar, air laut, dan tanah. Mencakup semua tempat yang berair. Ketika amoeba bergerak, amoeba akan menjulurkan pseudopodia dan mengaitkan ujungnya dan kemudian mengeluarkan lebih banyak sitoplasma ke dalam pseudopodia. Sitoskeleton yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen, berfungsi dalam pergerakan amoeboid. Aktivitas pseudopodia terlihat kacau, akan tetapi sesungguuhnya amoeba menunjukkan pergerakan yang terarah ketika mereka merayap menuju suatu sumber makanan.
Ciri-ciri :
•    Bentuk tubuh selalu berubah-ubah
•    Alat gerak berupa kaki semu
•    Organela kurang berkembang.

4.    Volvox globator
Klasifikasi
Kingdom     : Protista
Filum     : Protozoa
Kelas           : Mastigopora
Ordo           : Phytomonadina
Famili        : Volvacaceae
Genus         : Volvox
Spesies        : Volvox globator
Volvox globator merupakan protozoa kelas Phytomastigophora, yang mana hidup secara membentuk koloni di air tawar. Volvox globator berbentuk bulat dan berukuran kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Oemarjati (1990) bahwa  Volvox globator berhabitat di air tawar dan hidup secara berkoloni. Tiap individu disebut zooid, yang saling berhubungan dengan benang-benang plasmodesmata yang membentuk kompleks koloni bulat yang disebut coenobium. Tiap individu berflagel dua, mempunyai kloroplas besar (pyrenoid) dan mempunyai cadangan pati. Volvox globator bereproduksi secara seksual dan aseksual. Hewan ini tidak mempunyai sitostom (cystostom) ataupun reservoir. Volvox globator berukuran kecil dengan bentuk yang membulat. Kromafor berwarna hijau, beberapa berwarna merah.
    Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, hewan ini tampak berenang-renang dengan gerakan yang tidak beraturan dan dengan sangat cepat. Serta mepunyai bentuk tubuh yang bulat.
    Ciri-ciri :
•    Hidup berkelopok / berkoloni
•    Alat gerak berupa bulu cambuk / flagel

G.    Diskusi:
1.    Jenis- jenis protozoa apa saja yang teramati?
-    Dari pengamatan yang dilakukan hanya terdapat beberapa jenis Protozoa yang teramati yakni Ciliata dengan spesies Paramecium caudatum, Flagellata dengan spesies Euglena viridis dan Volvox globator, dan Rhizopoda dengan spesies Amoeba proteus.
2.    Hubungan yang terkait antara jenis habitat dan jenis Protozoa?
-     Di suatu habitat tidak semua jenis Protozoa yang dapat hidup, hanya terdapat beberapa spesies Protozoa yang dapat hidup.
3.    Kaitan antara ciri lain (misalnya gerakan) dengan alat gerak yang dimiliki Protozoa?
-    Alat gerak masing- masing Protozoa berbeda tiap kelas dan menyebabkan gerakan yang berbeda, misal pada Paramecium caudatum dia bergerak berputar.
4.    Mengapa organisme tertentu hidup pada habitat tertentu?
-    Karena setiap organisme memiliki tubuh yang berbeda fungsi dan kemampuannya dari organisme lain, sehingga tidak semua organisme dapat hidup di semua jenis habitat.

H.    Kesimpulan.
    Dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa setiap jenis Protozoa memiliki habitat hidup yang berbeda sesuai dengan struktur dan fungsi dari tubuh Protozoa itu sendiri. Perbedaan jenis alat gerak dapat dijadikan dasar pengelompokkan kelas pada Protozoa, yaitu kelas Cilliata (alat gerak : rambut getar) contohnya : Paramecium caudatum; Flagellata (alat gerak : bulu cambuk) contohnya : Euglena viridis; Rhizopoda ( alat gerak : kaki semu) contohnya : Amoeba proteus; dan Sporozoa (tidak memiliki alat gerak) contohnya : Theleria.

I.    Daftar Pustaka.
•    Kastawi, Yusuf dkk. 2003. Common Textbook (Edisi Revisi) Zoologi Avertebrata. Malang : JICA.
•    Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung : Penerbit Alfabeta

Minggu, 05 Oktober 2014

Speech "Save Our Earth"

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
First of all, let us praise to the Almighty Allah SWT, because of His Blessing we are able to attend this English speech contest. Secondly, may peace be upon the prophet Muhammad Saw who has guided us from the darkness into the brightness.
I also would like to say many thanks to the juries and MC who have given me opportunity to deliver an English speech in front of you all.

Ladies and Gentlemen,
The title of my speech is “Save Our Earth”.
As we know, people from all over the world always commemorate Earth Day every 22nd April. The idea of earth day is based on the awareness to save this world from the environmental destruction. It aims at making global movements to participate actively in saving our earth – the only planet in which we live.
Our country, Indonesia, which is known as the emerald of equator, has an important role to keep the balance of world ecological system. 63 percent (or 1,134,000 km2) of our land territory is still as a forest. Meanwhile, the water area is more than 317,000,000 km2. 17 percent of world plant and animal species live in Indonesia. It indicates that the ecosystem and environmental condition in Indonesia will affect the world. In other words, the environmental damage in Indonesia will influence the sustainability of world environment.

Ladies and Gentlemen,
One of the causes of environmental damage is deforestation, or known as the destruction of forest. The deforestation has caused many disasters in this world, including Indonesia. Floods, earthquakes and landslides are examples of killing disasters which make us realize that the existence of forest is very important.

In Addition, another effect of deforestation is related with the global warming or the increase of global surface temperature which is mainly caused by the greenhouse effects. We all know, one of the most crucial issues in celebrating Earth Day is the global warming. It warns us that our earth is in danger and we should participate actively to take care of our environment.

Ladies and Gentlemen,
The question is, what is the relationship between Earth Day, global warming, deforestation, and Indonesia?
Indonesia lies in the equator, between the Tropics of Cancer and Capricorn. Because of its location, Indonesia is rich of rainforests. Scientists state that the function of rainforests is as the lungs of the world. They absorb greenhouse gas emissions, turn carbon dioxide (CO2) into oxygen (O2). It means that if deforestation keeps going on, the greenhouse effects can not be reduced and finally the global warming will keep increasing.

Ladies and Gentlemen,
We live in the same world; in this earth. The importance of saving our environment, especially our rainforests, is the need for all of us, for human being to survive. It is not only for us, but also for our next generatio.

Ladies and Gentlemen,
There are some small tips to save our earth,
Tip #1 Turn off the lights and other electrical appliances
Remember to turn off the lights and other electrical appliances whenever you leave the room, even if it is only for a few minutes. You could leave the electricity running for hours, forgetting completely that it is on. Following this tip will not only save the environment, it will also lower you electricity bills and save you a lot of time fixing light bulbs that are fused.

Tip #2 Use Eco-Friendly Shopping Bags
A huge change in the world can be made if one person uses Eco-friendly bags. Think about all the plastic bags you have ever received. That tremendous stream of plastic bags that are coming into your home and cluttering the place can stop. Eco-friendly bags are easy to find. You can find them for a really sensible price at your local supermarket.

Tip #3 Use Less Gas
Gas is getting more expensive every day, and more harmful too! You can save gas by walking or riding your back when possible, carpooling with other people to get to places, or taking the public bus, metro or train to get to work.

Tip #4 Use A Compost Bin
A compost bin can be very useful to recycle things. You can compost your vegetable scraps, leaves, yard debris, and other small pieces of junk that can be recycled.

Ladies and Gentlemen,
We’ve had a lot of fun today talking about our earth, So, let me end my talk the way I  began it, thankyou for your attention..
Wassalammu’alaikum wr.wb






Sabtu, 04 Oktober 2014

Resensi "KEKEJAMAN BAGI SANG SAKSI MATA"

Judul buku            : Saksi Mata
Pengarang            : Seno Gumira Ajidarma
Jumlah halaman    : vii+115 halaman
Tebal buku           : 1 cm
Penerbit               : Yayasan Bentang Budaya
Tahun terbit          : 1994
   
          Seno Gumira Ajidarma seorang cerpenis, novelis sekaligus jurnalis, Seno menyampaikan kritik tajamnya kepada penguasa melalui tulisan-tulisannya. Balutan kalimat Seno dengan bahasa yang lugas selalu bisa diikuti pembaca dengan enak, meskipun pada akhirnya mengajak pembaca ke sebuah kisah suram. Meninggalnya seseorang dengan tidak wajar, kondisi sosial yang mengenaskan serta pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara.
          Cerpen-cerpen yang dihasilkan Seno mengukuhkan dia sebagai oposan bagi penguasa Orde Baru. Ia mulai mengkritisi Orba sejak 1980-an. Ia mengajak pembaca untuk menyaksikan peristiwa itu sambil mendorongnya untuk melakukan refleksi terhadap itu.  Peristiwa-peristiwa dalam cerpennya mampu membuka hati dan pikiran pembaca untuk menyadari bahwa di luar sana, tak jauh dari tempat pembaca terjadi peristiwa memilukan.
          Kelebihan Seno adalah pada cara dia bercerita. Biarpun memuati kritisme, cerpen-cerpennya tetap tersaji ringan. Ini menunjukkan betapa Seno seorang pendongeng yang mahir dalam tehnik dan punya banyak cara untuk bercerita.
          Isi buku ini juga cocok sekali dengan covernya, suram dan monocrome tapi ada pusat perhatiannya dibagian merah judulnya. Merah berarti darah dan sekaligus berarti keberanian. Seperti tema besar dalam buku kumpulan cerita pendek ini. Buku ini menjadi saksi bisu sekaligus pembuktian betapa kejamnya sebuah sejarah. Dalam buku kumpulan cerpen ini terdapat 13 judul cerpen yaitu Manuel; Salazar; Salvador;Listrik; Rosario; Seruling Kesunyian; Telinga; Darah Itu Merah,Jendral;Misteri Kota Ningi (atawa The Invisible Christmas);Pelajaran Sejarah;Maria;Klandestin dan Saksi Mata.
          Namun, sayangnya buku ini kurang pantas untuk dibaca oleh anak-anak. Hal itu disebabkan dominasi dari cerpen-cerpen ini bercerita tantang kekejaman bahkan hal-hal yang bisa dibilang mengerikan. Tapi terkadang, hal semengerikan itu memang terjadi di dunia nyata. Dan betapa kengerian dalam cerita takkan melampaui atau sekadar menyamai kengerian di dunia nyata. Narasi pada cerita pendek dalam buku ini seringkali memunculkan ketidaknyamanan pada pembacanya. Pemotongan kuping,pencokelan mata, penculikan, penyiksaan, pembantaian dan pembunuhan menjadi warna dalam buku ini. Nyawa dipertaruhkan, terpaksa berpisah dari keluarga. Mungkin sebentar, makan waktu lama atau bahkan tidak akan bertemu lagi selamanya. Ada seorang Ibu yang menunggui anak kesayangannya pergi ke medan perang, selama bertahun-tahun, tetapi ketika anaknya pulang terpaksa pertemuan yang sudah lama diridukan tidak pernah terlaksana, karena raut dan tubuh sang anak tidak dikenal Ibunya. Sang Ibu malah mengusirnya.Penuh dengan darah, kekejaman, penindasan, teror, rasa kesepian, serta perjuangan keras yang mengikutinya.
          Jika sekadar membaca cerita saja sudah demikian rasanya, sungguh benar jika perjuangan untuk mempertahankan dan menyempurnakan kemanusiaan memang sungguh tidak ringan, bahkan terlampau berat. Dan hal itu mampu digambarkan dengan jelas dalam kumpulan cerita pendek ini. Dibutuhkan keberanian untuk bersaksi meski mata terancam dicongkel, lidah terancam dicatut, telinga terancam dipotong, dan dada terancam dilubangi. Buku ini pun salah satu perwujudan keberanian itu.
          Buku kumpulan cerpen ini memberikan suatu pelajaran dimana perjuangan bukan hanya untuk orang yang berperang, orang yang akan memberikan kesaksian yang jujur sering kali harus berjuang dengan diri sendiri dan lawannya, serta dibutuhkan keberanian untuk mencari tahu kebenaran, melawan, dan memperjuangkan keadilan.  Begitu yang digambarkan dari kisah pertama buku ini, Saksi Mata.



Kelompok : 1. Akhidah Desiliani (05)
                   2. Alfiah Tri Hastutik (06)
                   3. Dhea Amanati Purna O (18)
                   4. Elsa Lorina Elvara (23)
    XII IPA 1 SMA N 1 Sanden